CERPEN

KISAH SYIFA

          Ketika hujan turun, lalu lintas menjadi sedikit lebih sepi. Hanya beberapa orang yang nekat melewatinya. Seperti apa yang dilakukan Syifa, karena sedang terburu-buru akan mengikuti interview kerja dia nekat menerobos hujan yang begitu deras dengan mengendarai motor maticnya, karena menurutnya hari ini adalah hari keberuntunganya, dia yakin akan diterima kerja jika hari ini dia mengikuti interview itu. Tapi sayang, sesampainya ditempat interview seragam yang dipakainya basah walaupun hujan sudah mulai reda, padahal sudah ditutup dengan jas hujan pink kesukaannya. Sangat tidak mungkin jika dia masuk keruang interview dengan keadaan basah. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali lagi kerumah. Perasaan kecewa menghantuinya selama perjalanan menuju rumah. Karena terlalu banyak pikiran hampir saja sepeda motornya menabrak sebuah mobil. “ maaf, saya tidak sengaja” kata Syifa merasa bersalah. Pengemudi mobil itu keluar dari mobilnya dan memaki Syifa yang masih dalam keadaan bingung dan cemas. “ kamu buta! Kamu sudah bosen hidup apa, gimana jika nanti kamu menabrakku, apa kamu mau mengganti kerusakan mobilku?! “ kata si pengemudi. Syifa betul betul menyesalinya, tak henti hentinya dia mengucapkan kata maaf, sampai si pengemudi mau memaafkannya. Tapi yang terjadi bukannya memaafkan kesalahan Syifa si pengemudi malah menganggap Syifa aneh, dia pergi meninggalkan Syifa begitu saja.
          Keesokan harinya, hari begitu cerah, namun panggilan interview tak kunjung ada. Padahal lebih dari 20 perusahaan Syifa taruh Surat Lamaran. Mungkin karena Syifa lulusan baru dan belum memiliki pengalaman kerja, jadi terlalu banyak pertimbangan untuk menerimanya walaupun dia lulusan Sarjana. Dia bingung harus melalukan apa, karena takut bertemu lagi dengan si pengemudi mobil, akhirnya dia putuskan untuk diam saja dirumah menunggu sebuah kabar baik. Syifa tinggal sendiri, kedua orang tuanya meninggal dunia karena sebuah kecelakaan dan adiknya dititipkan dirumah tante Graes, adik dari ayah Syifa. Syifa tak mau tinggal bersama tante Graes karena dia sering berbeda pendapat dengan paman Jock, suami dari tante Graes dan Adiknya memilih tinggal bersama tante Graes karena sekolahnya dekat dengan rumah tante Graes.
          Detik berganti menit dan menit berganti jam, langit yang cerah berubah menjadi petang. Sementara belum ada tanda-tanda panggilan kerja. Akhirnya Syifa memutuskan untuk keluar luar rumah mengelilingi Kota dengan mengendarai motor maticnya sekedar menghilangkan penat diwajahnya. Dan dia yakin tidak akan bertemu dengan si pengemudi mobil itu. Tanpa arah dan tujuan, hanya kebebasan yang Syifa rasakan saat ini, bebanpun sedikit berkurang, seketika Syifa tersadar bahwa jalan yang dilaluinya dekat dengan rumah tante Graes, karena sedikit rindu dengan adik kecilnya akhirnya dia putuskan untuk mampir ke rumah tante Graes. Sesampainya dirumah tante Graes, diketuknya pintu rumah tak lama seseorang membukanya. “kamu, mau apa kemari? Kamu butuh paman dan tante sekarang” kata paman Jock. Benar benar sial Syifa saat itu, karena tak ingin berdebat Syifa langsung masuk kerumah dan berteriak memanggil nama adiknya. “Domi, kakak dateng. Apa kamu tak rindu dengan kakakmu ini” teriak Syifa. Namun tak ada balasan kata dari adiknya. “Domi sedang pergi dengan tantemu, lebih baik kamu pergi dari sini” usap paman Jock kasar. “tanpa disuruh Syifa juga bakal pergi, gak usah paman usir usir Syifa” kata Syifa membalas kasar perkataan paman Jock. Ketika akan pergi tiba-tiba ada mobil yang berhenti tepat didepan motornya. Ternyata itu tante Graes dan Domi, mereka baru saja pergi dari toko buku. “kakak disini? Domi kangen sama kakak” kata Domi sambil berlari memeluk Syifa. “kakak juga kangen sama Domi, besok liburkan? Domi mau sehari tinggal sama kakak dirumah?” kata Syifa. “iya ka, Domi mau. Bolehkan tante?” kata Domi sambil menoleh kearah tante Graes. Tante Greas mengiyakan ucapan Domi dengan sebuah anggukan, namun Paman Jock melarangnya, Paman Jock memaksa Domi untuk masuk kerumah. “paman!! Dia adikku, paman gak berhak melarang Domi tinggal bersamaku.” Kata Syifa. “paman punya hak atas Domi, karena paman yang mengurus Domi setelah orang tua kalian pergi” kata paman Jock. Domi menangis melihat apa yang dilakukan paman Jock kepada kakaknya. Seperti memberi sebuah isyarat, Domi pun menyuruh Syifa untuk pergi saja, karena Domi tak ingin melihat kakaknya dibentak oleh paman Jock. Tante Graes tidak bisa membantu Syifa, karena tante Graes tidak bisa melawan keinginan suaminya, jadi tante Graes juga meminta Syifa untuk pulang saja. “Syif, lebih baik kamu pulang saja dulu, nanti tante yang ngomong sama paman, tante tau apa yang kamu rasakan” kata tante Graes menenangkan Syifa. Karena tak ingin berdebat dengan paman Jock, Syifapun pergi meninggalkan rumah tante Graes. Nasib sial Syifa belum juga berakhir, dia bertemu lagi dengan Pengemudi mobil yang memakinya, tapi kali ini dia melihat si pengemudi itu tanpa ada mobil yang menemaninya, si pengemudi berjalan kaki sambil bertingkah seperti orang yang sedang kebingungan. Karena penasaran, Syifapun menghentikan motornya tepat di samping si pengemudi. “hai, masih ingat aku?” kata Syifa. “kamu??” kata si pengemudi sambil menunjuk ke arah Syifa. Namun tak lama, si pengemudi itu tiba-tiba pingsan. Syifa berteriak minta tolong. Beberapa orang menghampiri Syifa dan si pengemudi, si pengemudi diangkat kesebuah taksi untuk diantar kerumah sakit, dan Syifa mengikuti dengan mengendarai motornya. Sesampainya dirumah sakit Syifa bingung harus menghubungi siapa, karena tak ada hp atau kartu pengenal si pengemudi. Akhinya Syifa berinisiatif menunggu sampai si pengemudi itu sadar. Karena lelah tak sengaja Syifa ikut tertidur disamping si pengemudi.
          Paginya, si pengemudi bangun lebih dulu dari Syifa. Dia bingung kenapa dia terbangun disebuah rumah sakit. Tak lama Syifa pun ikut terbangun. “heh, kenapa aku tidur disini?” kata Syifa kaget. “kamu? Kenapa kamu disini, dan kenapa aku juga disini?” Tanya si pengemudi. “semalem kamu pingsan dijalan, aku bingung harus membawamu kemana jadi aku bawa kamu kesini, dan gak ada identitas atau telpon yang bisa aku hubungi, tadinya aku pikir kamu bakal cepat siuman, itu sebabnya aku nunggu, eh malah aku ikut tidur” kata Syifa. “aku inget, semalem ada yang menawarkanku minuman, lalu aku minum dan gak lama tiba-tiba tubuhku melamas, setelah itu dia membawa pergi dompet, hp bahkan mobilku” kata si pengemudi. “jadi kamu dirampok?” tanya Syifa. “bisa dikatakan begitu” jawab si pengemudi. “dirampok kok tenang gitu mukanya” kata Syifa dalam hati. Sedang asyik berbincang, salah satu suster menghampiri mereka. “oh masnya udah sadar, bisa mengisi form registrasi ini sebentar.” Kata suster. “baik sus” jawab si pengemudi. Syifa memerhatikan saat si pengemudi mengisi sebuah form dan tak sengaja melihat saat si pengemudi menulis namanya. “ternyata nama kamu Kelvin, keren juga.” Kata Syifa. “kerenlah, nama siapa dulu” kata Kelvin. “kamu udah baikkan? Kalo begitu aku pulang.” Kata Syifa. “siapa nama kamu?” tanya Kelvin. “aku Syifa” jawab Syifa sambil berjalan menjauhi Kelvin.
          Setelah kejadian kemarin, Kelvin dan Syifa jadi lebih sering bertemu, mereka bahkan terlihat begitu akrab, seperti telah lama saling mengenal. Apalagi kantor ayah Kelvin memberi kesempatan untuk Syifa berkerja disana. Syifa bekerja sebagai sekertaris Kelvin. Namun kebersamaan mereka tak berlangsung lama, ada salah satu pekerja lama yang tak suka dengan keberadaan Syifa. Dia melakukan berbagai cara agar Syifa dipecat dari perusahaan tersebut. Alhasil Syifapun berada diposisi yang terpojokan, dia di fitnah telah membelanjakan uang kantor yang nominalnya terlalu besar untuk keperluan pribadinya. Dengan beberapa bukti palsu yang menyatakan jika Syifa bersalah. Awalnya Kelvin tidak percaya namun ketika ada satu bukti yang telah dipalsukan dan Kelvin mempercayai bukti itu dia pun ikut membenci Syifa. Syifa ingin membela diri, namun bukti itu terlalu kuat walaupun sebenarnya Syifa tidak melakukan itu semua. Syifa kembali kerumah dengan perasaan yang begitu kacau, apalagi Kelvin sekarang membencinya. Dia bingung harus menjelaskan bagaimana ke Kelvin, karena Kelvin tidak akan percaya dengan semua ucapan Syifa. Sesampainya dirumah, “ka Syifa” sapa Domi. “Domi.... akhirnya kamu menemui kakak” kata Syifa. Kedatangan Domi sedikit membuat hati Syifa lebih tenang. “kamu kesini sama siapa? Apa paman Jock mengizikanmu menemui kaka?” tanya Syifa. “aku akan tinggal disini kak, aku gak mau tinggal disana lagi, Paman Jock sekarang tak sayang lagi denganku, sejak kehamilan tante Graes” kata Domi. “yaudah kalo gitu, kita masuk yuk. Kakak mau masakin masakan yang tidak kalah enak dengan masakan tante Graes untukmu” kata Syifa.
          Haripun berlalu begitu cepat, tak terasa satu bulan sudah Syifa tak lagi berkerja di kantor Kelvin dan bertemu dengan Kelvin. Dia merasa rindu akan keberadaan Kelvin, sepertinya mulai tumbuh benih benih cinta untuk Kelvin. Sementara suasana di kantor Kelvin, ternyata perasaan cinta Syifa tak bertepuk sebelah tangan, selama satu bulan diam diam Kelvin selalu datang kerumah Syifa, sekedar melihat Syifa dari kejauhan, walaupun Syifa sama sekali tak menyadari itu. Saat sedang santai dimeja kerjanya tiba-tiba seseorang menghampiri Kelvin, dia pekerja lama yang menfitnah Syifa. “pa maaf, saya mau mengakui sebuah kesalahan” kata si pekerja lama. “kesalahan apa maksud kamu?” tanya Kelvin. “aku lah yang menggunakan uang peruhanaan bukan Syifa, dan akulah yang menyebabkan Syifa tertuduhkan” kata si pekerja lama sambil menesteskan air mata. Kelvin menyesali apa yang telah dia lakukan pada Syifa, dia bergegas menemui Syifa, namun sesampainya dirumah Syifa, saat sedang mengetuk pintu yang tidak ada seorangpun yang menjawabnya, tetangga sebelah rumah Syifa berkata bahwa Syifa dan adiknya baru saja pergi. Dan mereka berpamitan akan pergi lama. Namun tetangganya tak tau kemana perginya Syifa, karena Syifa hanya berpesan akan pergi lama, tanpa menyebutkan tujuannya pergi. Kelvin semakin menyesali perbuatannya, telpon Syifapun sama sekali tidak bisa dihubungi. Saat akan meninggalkan rumah Syifa, terlihat sebuah taksi berhenti didepan rumah Syifa. “Kelvin....” suara Syifa. Kelvin langsung berlari menuju kearah Syifa dan memeluknya. “maafin aku karena tak percaya denganmu, aku bodoh mempercayai orang lain dan dengan mudahnya aku membencimu, maafkan aku” kata Kelvin. “gak ada yang perlu dimaafkan dan gak ada yang perlu minta maaf” kata Syifa. Syifapun menjelaskan, bahwa dia sebenarnya tau siapa yang salah dalam kejadian itu, namun Syifa tak tega, karena Syifa tau si pekerja lama itu melakukannya karena dia iri kepada Syifa, dan Syifa memahami itu semua, karena menurut Syifa, Syifa pantes menerima ini semua, karena Syifa pegawai baru. “jadi sekarang kamu gak perlu pergi lagi, aku janji akan selalu percaya kepada kamu” kata Kelvin. “tapi aku harus pergi Vin, nenek membutuhkanku, dan adikku juga. Aku tak bisa mengurusnya sendiri, aku masih perlu orang lain untuk membantuku merawatnya, terimakasih telah menjadi teman yang baik untukku” kata syifa. Mendengar kata Teman membuat Kelvin berpikir, bahwa mereka memang masih sebatas teman. “aku ingin kita lebih dari sebatas teman” kata Kelvin. “maksudnya?” tanya Syifa. Tiba tiba Kelvin mencium kening Syifa. “aku mau kamu jadi pendamping hidupku” kata Kelvin. Sedikit binggung dengan apa yang disampaikan Kelvin. Syifa bingung harus menjawab apa, disatu sisi dia juga cinta sama Kelvin tapi disisi lain, jika dia berpacaran dengan Kelvin maka dia akan jarang menjaga adikknya. “tapi Vin, Domi...” kata Syifa, belum juga menyelesaikan katanya, bibir Syifa dihentikan dengan jari telunjuk Kelvin. “aku akan ikut menjaga Domi, karena aku bukan hanya ingin kamu jadi pacarku, tapi aku ingin kamu jadi ibu dari anak anak kita nanti” kata Kelvin. Syifa menangis terharu dengan semua perkataan Kelvin, Domipun ikut memeluk Syifa, memberi tanda jika Domi setuju dengan apa yang di katakan Kelvin. Kelvin mengusap rambut Domi sambil berkata “kamu maukan jadi adikku”. Domi menjawabnya dengan anggukan yang disertai dengan senyuman.
          Saat sedang bahagia, tiba-tiba teringat, jika dia menikah dengan Kelvin, otomatis paman Jocklah yang harus menjadi walinya, sebagai pengganti ayahnya yang telah tiada. Sayangnya hubungan Syifa dan paman Jock sangat tidak baik. Bagaimana bisa Syifa meminta tolong kepada paman Jock sedangkan untuk bertemu dengannya saja Syifa sangat tidak sudi, setelah apa yang dilakukan paman Jock kepada dia dan Domi. “kring kring kring” suara ponsel Syifa. Ternyata itu telpon dari tante Greas. Tante Greas meminta tolong kepada Syifa untuk menemuinya. Awalnya Syifa menolak namun Domi memaksa Syifa mengiyakan, karena Domi rindu ingin bertemu tante Greas.
          Keesokan harinya dirumah tante Greas, Syifa melihat seseorang sedang terbaring lemas di depan televisi, ternyata itu paman Jock. “paman?..” kata Syifa. “Syifa, maafin paman, paman menyesal” kata Paman Jock. Tante Greas menghampiri Syifa dan menjelaskan apa yang terjadi pada pamannya. Syifa memang tak suka dengan sikap paman Jock tapi dia juga kasihan dengan apa yang terjadi kepada pamannya, apalagi tante Greas sedang mengandung anak pertamanya. Syifa menjelaskan jika dia akan menikah, dan dia membutuhkan paman Jock untuk menjadi walinya. Tante Greas berjanji akan membantu Syifa, dan untuk sementara Syifa dan Domi tinggal dirumah tante Greas, membantu merawat Paman Jock hingga hari pernikahan tiba.


∞∞∞ à the end ß ∞∞∞

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH STAR OFFICE WRITER

BAHASA ASSEMBLY

MAKALAH HAJI DAN UMROH