CERPEN PERSAHABATAN
AKU SALAH DAN KAMU BENAR
Jejak kaki sebuah langkah kecil menyusuri panjangnya lautan
dipagi hari, membuat hatiku sedikit lebih tenang dari apa yang terjadi kemarin.
Setidaknya mengurangi perasaan cemas akan sebuah kejadian yang terjadi pada
Farah. Farah adalah teman yang paling berarti dalam hidupku, bukan hanya teman,
dia sudah seperti kakaku sendiri. Dia membantuku dalam segala hal, dan dia
selalu memberi semangat dengan keputusan yang aku ambil. Jika tidak ada Farah
mungkin aku akan menjadi gadis kutu buku selamanya. Dari kecil Ibu selalu
melarangku untuk bermain, 10jam dalam sehari aku habiskan untuk belajar, dan
sisanya hanya untuk berdiam diri sambil melihat ikan ikan dibelakang rumah.
Namun semenjak duduk dibangku SMA dan lalu mengenal sosok Farah, seketika aku
berubah menjadi wanita populer disekolah. Penampilanku berubah 95derajat,
bahkan aku sendiri sempat tidak mengenali diri sendiri. Semua siswa dan para
guru mengenalku. Aku menjadi populer bukan karena kecantikanku saja, tapi
karena kesuksesan si kutu buku, aku menjadi wanita yang pandai dan jenius, itu
sebabnya semua guru mengenaliku.
Menjadi wanita populer tidak seenak yang dibayangkan, semua
yang dilakukan selalu salah. Harus menahan kebiasaan yang menurut orang lain
tidak baik, padahal menurut diri sendiri itu bukan kebiasaan yang mengganggu
bahkan buruk. Tapi aku bisa apa jika aku melakukan kebiasaanku itu
kepopuleranku akan menurun, tak inginku kehilangan kepopuleran ini. Karena
kepopuleran ini lah tempat ku mencari tambahan biaya sekolah. Berkat kepopuleranku
aku sering diundang ke sebuah acara televisi talk show di beberapa stasiun tv
swasta dan menjadi beberapa model bintang iklan. Peran Farah disini, dia aku
jadikan sebagai menegerku, karena berkat dia juga aku bisa menjadi seperti ini.
Farah sosok orang yang penyabar, dia bersamaku sejak SMA hingga saat ini kita
berada di Unniversitas yang sama namun berbeda fakultas. Farah yang hobbynya
bermain basket lebih memilih masuk ke fakultas hukum, dan aku masuk ke fakultas
MIPA. Walaupun beda fakultas Farah masih dengan baiknya tetap mau menjadi
managerku dan kita pun masih sering bertemu.
Hingga pada suatu ketika, Farah dikabarkan menghilang. Dia
pergi dari rumah meninggalkan sebuah surat untuk keluargannya dan juga untukku.
Surat itu tertulis.
“ untuk ibu, aku pergi bu. Ibu
bahagia ya. Aku gak mau liat Ibu menangis di sisa hidupku”
“untuk cantikku (panggilan
Farah kepadaku), untuk sementara kamu mandiri dulu ya, nanti aku carikan
penggantiku untukmu. Kamu jangan nakal, tetep dengan cantik yang penyabar dan
tenang, peluk”
Sedikit binggung dengan apa
maksud dari surat Farah, setelah menanyakan pada ibunya, ternayata Farah
menderita tumor stadium 4 sejak dua tahun terakhir, dan umurnya tidak akan
lama. Dan herannya kenapa aku gak pernah tau, kenapa Farah gak cerita, dan
kenapa sekarang dia pergi dengan keadaan yang seperti ini. Aku salah, aku tidak
pernah benar dalam hal pertemanan, aku hanya menyusahkan. Aku tidak bisa
sepenuhnya mengerti keadaan Farah, aku egois, dan aku tak layak menjadi gadis
populer lagi. Tiga hari kemudian Farah ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan
diri didepan rumah kosong dekat dengan tempat dia tinggal. Farah langsung
dibawa kerumah sakit terdekat. Dan benar saja, keadaan Farah sangat parah dan
jalan satu-satunya dia harus dioperasi. Tanpa pikir panjang orang tua Farah
langsung meyetujui operasi itu dilakukan. 2jam berlalu namun operasi Farah
belum juga selesai, aku menemani ibunya sembari berdoa akan ada keajaiban untuk
Farah. Tiba-tiba ponselku berbunyi, ternyata telpon dari salah satu produser
yang menawarkanku ikut ambil dari sinetronya, dari dulu hal yang ingin aku
perankan adalah menjadi salah satu aktris dari sebuah sinetron, namun ketika
melihat kearah ruang operasi, dalam keadaan seperti aku terpaksa menolak
tawaran besar itu. Aku gak boleh menjadi wanita egois, aku harus berada di
saat-saat terburuk sahabat sekaligus kakak untukku.
Akhirnya operasipun selesai dengan sukses, tapi keadaan
Farah masih dalam keadaan koma. Dan kata Dokter jika Farah sadar dalam 3-4 hari
lagi berarti akan ada kemungkinan dia sembuh, tapi jika melebihi itu Farah
tidak akan tertolong. Dia akan tetap bisa hidup hanya jika alat bentu
pernafasannya masih dipasang lengkap ditubuhnya. Ya Tuhan, sembuhkan Farahku
(dalam hatiku berteriak).
Satu hari berlalu setelah operasi itu, ku berjalan
menyusuri lautan panjang yang kebetulan tidak jauh dari rumah sakit. Ku tenangkan
pikiran sambil berdoa lirih akan kesembuhan Farah. Aku benar benar berutang
budi kepadanya. Aku bisa apa jika Farah tidak menjadi temanku, aku hanya akan
menjadi wanita kutu buku yang kemana mana hanya berteman dengan buku. Berkat Farah
aku menjadi orang yang lebih baik, bahkan sekarang aku menjadi populer, bukan
hanya disekolah namun dunia luarpun mengakui kepopuleranku, sekarang aku
menjadi seorang model iklan, dan kemarin aku hampir saja menjadi seorang
aktris, semua itu berkat Farah. Tanpa dia aku bukanlah apa-apa. Tibalah hari
keempat setelah operasi dan Farah masih belum menunjukan kemajuan sama sekali. Orang
tua Farah sudah pasrah, dia menyerahkan semua keputusan pada Dokter, jika
sampai sore nanti Farah tidak bangun maka alat bantu pernafasannya akan di
cabut dan Farah akan pergi untuk selamanya dari dunia ini.
Aku bukan sahabat yang baik untuk Farah, lebih dari 3 tahun
kita bersama namun sedikitpun aku tak pernah tau akan keadaan Farah. Aku selalu
salah dalam mengambil sebuah keputusan dan Farah selalu mendukungku karena
menurut Farah di sebuah keputusan yang salah selalu ada jalan suatu masalah itu,
itulah tantangan dalam kehidupan. Sedangkan keputusan Farah selalu benar karena
dia selalu berfikir dan menimbangkannya terlebih dahulu, itulah bedanya aku
sama Farah. Berbedaan itulah yang membuat persahabatan kita terjalin hingga
saat ini.
Hingga petang tiba Farah tidak sadarkan diri juga, akhirnya
Dokter melepas semua alat pernafasan yang menempel pada tubuh Farah. Kuantar Farah
hingga ketempat peristirahatan terakhirnya. Diakhir hidupmu, kamu meninggalkan
sebuah jasa yang amat sangat berarti dalam hidupku. Kamu terbaik Farah, gak
akan pernah ada yang bisa menggantikan sosokmu dalam hidupku. Dimana aku yang
selalu salah ini bertemu dengan kamu yang selalu benar. Sebulan berlalu, kini
keinginanku tersampaian, akhirnya aku ikut ambil peran di salah satu sinetron. Dan
peran Farah sebagai managerku digantikan oleh Diaz temanku dan Farah juga, dan
Diaz juga orang yang disaranan oleh Farah untuk menggantikannya sebelum dia
menghilang dari rumah. Walaupun Diaz memiliki watak seperti Farah, namun bagiku
dia yang selalu benar adalah Farahku.
Komentar
Posting Komentar